Mugeb – Rabu (6/8/2025) pagi, suasana kelas V Dewi Sartika SD Muhammadiyah 1 GKB Gresik (Mugeb Primary School) terasa istimewa. Zehra Agha, seorang guru tamu dari Pakistan, hadir menyapa para siswa di kelas.
Kedatangannya bagian dari program pertukaran budaya antarnegara yang diikuti oleh Mugeb Primary School. Zehra, sapaan akrabnya, langsung mendapat sambutan hangat oleh para siswa. Pasalnya, anak-anak tak sabar menantikan Zehra mengajar di kelas mereka.
Zehra pun membuka pelajaran dengan permainan sederhana untuk memecah suasana. Ada ice breaking “sit down and stand up“. Para siswa dia minta untuk berdiri dan duduk sesuai arahannya. Kegiatan ini mengundang gelak tawa dan antusiasme para siswa karena dapat mengasah konsentrasi sambil bermain.
Setelah bermain dengan riang, Zehra memulai pelajaran dengan menjelaskan tentang negara asalnya. Mahasiswi Lahore University of Management Sciences (LUMS) itu tampak percaya diri memaparkan Pakistan menggunakan bahasa Inggris.
Peta Pakistan terpampang jelas di layar smart TV berukuran 75 inci yang berada di kelas. Ia juga menjelaskan letak kota kelahirannya dan tempat ia menempuh pendidikan.
Tak hanya menjelaskan letak geografis, Zehra juga mengajari para siswa mengucapkan beberapa kalimat dalam bahasa Urdu, bahasa nasional Pakistan. “If you are talking in Bahasa, in Pakistan we speak Urdu,” terang Zehra.
Ia juga mengajari siswa melafalkan kata “terima kasih” dan “apa kabar?” dalam bahasa Urdu. “If you say ‘terima kasih’, we say ‘Shukriya’, and if you say ‘apa kabar?’ we say, ‘Aap kese hain?‘” ujar wanita yang suka ayam geprek ini. Usai mengajar selama tiga pekan di Mugeb Primary School, Zehra kian luwes berbahasa Indonesia.
Zehra menunjuk beberapa anak untuk praktik memperkenalkan diri dalam bahasa Urdu. Ketika mereka berhasil, Zehra memberikan pujian. Para siswa pun antusias mencoba dan tampak riang saat jawaban mereka benar serta mendapatkan pujian dari Zehra.
Salah satunya Ghassani Maritza Zuhri. “Mera naam Maritza hai,” katanya. “That’s great!” puji Zehra, yang bersambut senyum bangga dari Maritza.
Zehra juga menceritakan kota-kota besar di Pakistan, salah satunya Karachi. “The biggest one is Karachi. I was born in Karachi. I live in Lahore for three years because my university is around there,” jelasnya. Zehra pun mengibaratkan Karachi, kota kelahirannya, layaknya Jakarta di Indonesia, yaitu kota besar dan ramai.
Zehra juga menjelaskan budaya, agama, dan kondisi sosial di negaranya yang serupa dengan Indonesia. “In Pakistan, mayority is Moslem just like in Indonesia, we have ramadhan, eid al fitr, eid adha, just like here,” ungkap Zehra.
Gadis berusia 21 tahun itu juga bercerita, saat Ramadan tiba, ia sering menghabiskan waktu dengan bermain gim dan bercengkerama bersama keluarga. Di akhir sesi, Zehra membuka sesi tanya jawab.
Seorang siswa bernama Ahmad Ahza Adhyasta bertanya, “Miss Zehra, is there forest in Pakistan?”
Zehra menjawab sambil menggeleng, “I don’t think so.” Ia kemudian menjelaskan, di Pakistan lebih banyak terdapat gunung daripada hutan.
Mengenai kesannya selama berada di Mugeb Primary School, Zehra mengaku senang karena orang-orang di lingkungan sekolah sangat baik dan ramah. “They are excited, it was fun experince for me. They nice, sweet, terima kasih,” ujarnya sambil tersenyum.
Di akhir sesi, para siswa tampak antusias berfoto dan meminta tanda tangan Zehra sebagai kenang-kenangan. (#)
Penulis Mar’atus Sholichah Penyunting Sayyidah Nuriyah