Mugeb – SD Muhammadiyah 1 GKB Gresik menyelenggarakan In-House Training (IHT) bertajuk “Pengimbasan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning)”, Senin (7/7/2025). Bertempat di ruang Averroes Hall Mugeb Primary School, kegiatan ini diikuti oleh 55 guru.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Pengembangan Pendidikan Siti Latifah, S.Pd. menerangkan, IHT terselenggara untuk mengimplementasikan kebijakan baru Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Indonesia Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed. di mana ia mewajibkan penerapan pembelajaran mendalam dalam sistem pendidikan nasional.
Oleh karena itu, sambung Latifah, IHT bertujuan menyosialisasikan pendekatan tersebut ke dalam model pembelajaran yang guru-guru Mugeb Primary School gunakan dalam proses belajar mengajar (PBM) sehari-hari.
Kegiatan IHT terbagi menjadi dua sesi. Sesi pertama mengulas Pendekatan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) yang Siti Latifah, S.Pd., paparkan secara lengkap. Sementara itu, sesi kedua membahas Integrasi Pembelajaran Mendalam dalam Model Pembelajaran, yang Maya Restu Utami, S.Pd., presentasikan.
Dalam presentasinya, Maya—sapaan akrabnya—menegaskan, pendekatan pembelajaran mendalam wajib terimplementasi dalam PBM mulai tahun ini dan seterusnya. Ia menjelaskan, pendekatan pembelajaran merupakan suatu konsep filosofis tentang bagaimana PBM seharusnya berlangsung.
“Sedangkan model pembelajaran ialah pola yang menggambarkan keseluruhan PBM dari awal hingga akhir,” tuturnya.
Maya kemudian memaparkan tentang integrasi pengalaman belajar dalam pendekatan pembelajaran deep learning. Ini meliputi memahami, mengaplikasikan, dan merefleksi.
“Integrasi ini akan masuk ke dalam langkah-langkah pembelajaran dari setiap model pembelajaran yang berpotensi menerapkan pendekatan mendalam,” terangnya.
Kemudian ia melanjutkan dengan menjelaskan cara menyusun Perencanaan Pembelajaran Mendalam (PPM)—yang sebelumnya terkenal sebagai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran—sebagai panduan guru melaksanakan PBM. Penjelasan ini mencakup beragam komponen penyusun hingga contoh PPM yang telah tersusun sebelumnya.
Sesi tanya jawab menutup kegiatan IHT. Momen ini mendapat sambutan antusias dari para peserta yang masih awam dengan integrasi pendekatan pembelajaran mendalam.
Pertama, Wali Kelas III Mi’dzinatud Diniyah, S.Pd. menanyakan keterkaitan antara pembelajaran berdiferensiasi yang sebelumnya mereka terapkan dan pembelajaran mendalam. Maya menjelaskan, keduanya merupakan pendekatan yang berbeda.
Kemudian Koordinator Sarana Muhammad Fani Hidayatullah, S.Pd. mengajukan pertanyaan terkait frekuensi pembuatan PPM. “PPM berapa kali membuatnya?” tanyanya.
Maya menjawab, “Di setiap pertemuan perlu ada PPM. Guru merencanakan apa saja yang akan dilakukan di kelas. Harus ada aktivitas yang menyenangkan bagi anak.”
Mendengar itu, Fani kembali bertanya tentang prinsip pembelajaran menggembirakan. “Apakah mendapatkan reward juga termasuk, misalnya yang sudah selesai mengerjakan boleh istirahat lebih dulu?”
Maya tegas menjawab, “Tidak termasuk. Menyenangkan itu bisa berupa praktik menyenangkan. Pembelajaran seperti proyek.”
Koordinator IT Indra Setiawan, S.Pd., turut menyampaikan pertanyaan. “Bagaimana cara memasukkan unsur kesadaran pada anak sementara guru sendiri dari lintas ilmu?”
Maya menanggapi, “Kita perlu menyadarkan diri sendiri dulu. Saat rapat rumpun di setiap Sabtu, diskusikan dengan guru mata pelajaran yang bersangkutan.”
Ia menambahkan, siswa harus dibuat senang terlebih dahulu. “Sampaikan tujuan belajar. Kita hari ini bermain detektif angka,” ujarnya memberi contoh.
Indra kembali bertanya, “Bagaimana membuat peta konsep di awal pembelajaran padahal belum tahu materi secara keseluruhan?”
Maya pun menyarankan, “Cari model pembelajaran sesuai usia, peta konsep sesuai kelas V dan VI.”
Siti Latifah, S.Pd. menutup sesi pelatihan ini dengan menegaskan, “Di sini tidak hanya siswa yang belajar, guru juga belajar.” (#)
Penulis Septemdira Intan Sari Suprobowati Penyunting Sayyidah Nuriyah